Saleum Sahabat teknologi!
Siapa yang tidak mengenal IGI, pastinya
sudah tidak asing lagi bagi para guru. IGI merupakan komunitas guru yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan berfokus pada pengembangan keprofesian
guru. Organisasi ini berada secara bertingkat mulai dari tingkat pusat, daerah,
hingga wilayah. Fokus utama organisasi ini adalah pada sesi berbagi pengetahuan
bersama dan tentunya menumbuhkan semangat belajar para guru yang merupakan bagian
dari upaya pembentukan pendidikan menjadi lebih baik kedepan. Hal ini juga
senada dengan tagline nya yang sudah sangat familir, yaitu sharing and
growing together.
Salah satu program IGI Kota
Lhokseumawe adalah kegiatan Meusaneut. Kegiatan ini merupakan sesi belajar
bersama atau berbagi bersama antara guru dan praktisi yang bergerak dalam
bidang pendidikan. Pada kesempatan ini, saya diberikan kepercayaan untuk
berbagi praktik baik tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis digital yang sudah
pernah saya terapkan. Oleh karena itu, saya mengangkat topik tentang pembelajaran
berdiferensiasi berbasis digital.
Pada sesi ini pula saya menyampaikan
bagaimana penerapan pembelajaran berbasis digital yang sudah saya praktikkan.
Kegiatan diawali dengan sedikit penjelasan tentang pembelajaran berdifereniasi dan
pembelajaran berbasis digital. Keduanya saya rumuskan di awal dan memberikan
gambaran pemahaman terlebih dahulu kepada para peserta. Setelah itu sesi
berlanjut pada pembahasan praktik baik yang sudah saya terapkan, mulai dari
pembahasan tentang perencanaan, pelaksanaan, hingga refleksi praktik baik
tersebut. Para peserta menyimak dengan penuh semangat dan antusias.
![]() |
Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat,
20 Oktober 2023 ini, ikut dihadiri digawangi oleh Ibu Cut Nurul, S.Pd. selaku
pengurus IGI Kota Lhokseumawe dan juga dimeriahkan oleh kehadiran Duta Teknologi
Provinsi Aceh tahun 2019, yaitu Ibu Ira Yuni Sari, S.Pd. Dalam pembukaannya,
Ibu Ira menyampaikan urgensi pembelajaran digital dewasa ini dan tentunya
mengajak seluruh peserta yang hadir untuk ikut menyemarakkan kegiatan PembaTIK
yang berlangsung setiap tahunnya.
Pada sesi ini pula hadir juga ketua
IGI Kota Lhokseumawe, Bapak Faisal, S.Pd. dan ikut memberikan dukungannya untuk
kesuksesan kegiatan pembelajaran dan pengembangan keprofesian guru dalam bentuk
apapun. Kegiatan dihadiri oleh sekitar 27 orang dan dapat dilihat disini dan mereka dengan penuh antusias dan terlibat aktif memberikan pendapat dan
argumennya serta sesi berlangsung dengan penuh interaktivitas.
Poin menarik dalam webinar series
ini adalah saat salah satu peserta menanyakan perihal pembelajaran
berdiferensiasi apakah harus berkelompok atau boleh dilaksanakan secara idividu.
Jawaban peserta sangat beragam. Saya sendiri sebagai pribadi yang menyatakan
bahwa hal tersebut bergantung pada metode yang dilaksanakan dan dipilih oleh
guru. Jika memang dalam pembelajaran menggunakan metode kelompok, maka
pelaksanaan menggunakan skema kelompok siswa, atau sebaliknya jika menggunakan
metode individu, maka pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung demikian. Namun
ada juga pendapat berbeda. Ada peserta yang menyatakan bahwa pembelajaran
berdiferensiasi harus menggunakan metode kelompok. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa pelaksanaan pembelajaran tersebut didasarkan atas minat, bakat,
atau bahkan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Karena itu pembelajaran harus
dilaksanakan secara berkelompok. Kedua pendapat ini tidak ada yang salah bukan?
Hanya saja kita harus kembali belajar untuk menguatkan pemahaman tentang pembelajaran
berdiferensiasi ini. Memang benar adanya, IGI, sharing and growing together!
Mari menguatkan ekosistem digital pendidikan
dengan berkarya dan berbagi untuk wujudkan merdeka belajar!
Sahabat belajar semuanya dapat melihat
postingan perjalanan Pak Anas dalam PembaTIK 2023 ini melalui Instagram dengan klik disini dan Facebook dengan klik
#PusdatinKemendkbudristek
#BLPTKemendikbudristek
#MerdekaBelajar
#Pembatik2023
#SahabatTeknologiKemendikbudristek
#PlatformMerdekaMengajar









0 komentar:
Posting Komentar